Rabu, 21 Desember 2011

organisasi keperawatan

Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Organisasi ini lahir berdasarkan serangkaian perundingan beberapa tokoh tenaga keperawatan dari berbagai organisasi keperawatan yang berdiri sendiri. Dengan kesadaran pentingnya bersatu, maka pada tanggal 17 Maret 1974, mereka sepakat melaksanakan fusi menjadi Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang disingkat menjadi PPNI.
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 yang kepengurusannya terdiri dari : 1 Pengurus Pusat PPNI berkedudukan di Ibu Kota Negara, 32 Pengurus PPNI Propinsi, 358 Pengurus PPNI Kabupaten/Kota dan lebih dari 2500 Pengurus Komisariat (tempat kerja) y ang menghimpun ratusan ribu perawat Indonesia baik yang berada di Indonesia maupun di Luar Negeri, saat ini sudah dibentuk INNA-K ( Indonesian National Nurses Association in Kuwait). PPNI, sejak Juni 2003 telah menjadi anggota 
ICN (International Council of Nurses) yang ke 125 dengan visi sebagai corong suara yang kuat bagi komunitas keperawatan dan berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang kompeten, aman dan bermutu bagi masyarakat luas.
FUNGSI ORGANISASI :
  • Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki persamaan kehendak sesuai dengan jenis/profesi dan lingkungan kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Mengemban, mengamankan dan membela Pancasila serta berorientasi pada program pembangunan manusia seutuhnya tanpa membedakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Menampung, memadukan, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan.
Visi:
PPNI menjadi suara yang kuat bagi komunitas keperawatan dan komit terhadap pemberian asuhan keperawatan professional yang berkualitas bagi kepentingan masyarakat
Indonesian National Nurses Association (INNA) is a strong voice for nursing society and committed to the provision of quality professional nursing care in the public interest.
Misi:
  1. Memantapkan manajemen dan kepemimpinan Pengurus PPNI untuk mencapai suatu kepengurusan yang kokoh dan jejaring kerja yang pada semua tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat
    To achieve good governance and strong network at Central, Provincial, District/ Municipal, and Commissariat levels.
  2. Mendukung perawat/ners Indonesia dalam melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan professional bagi masyarakat
    To support Indonesian nurses in the provision of safe, competent, professional nursing for the people.
  3. Membuka pintu gerbang dunia bagi perawat Indonesia melalui kompetensi global yang dimiliki
    To be the gateway to regional and international nursing standard.
Sebagai asosiasi profesional yang berorientasi pada kebutuhan kesehatan masyarakat, yang terrefleksi pada tujuan dan objektif PPNI yang berdasarkan Kunci daerah Hasil tertang dalam Rencana Bisnis PPNI :
  1. Mengokohkan Peraturan Praktek Keperawatan dan Fungsi dari Konsul Keperawatan untuk melindungi masyarakat
  2. Persatuan dan Komitemen Perawata dengan kepemimpinan yang kuat untuk membawa perubahan dalam Pelayanan dan Pendidikan Keperawatan
  3. Membentuk sistem penghargaan dan Professional Career Ladder untuk perawat yang didukung oleh Sistem Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan
  4. Pusat Sistem Informasi Indonesia
  5. Pengembangan kinerja organisasi profesional dengan Dewan Pengurus Pusat yang kuat
  6. Pengembangan misi sosial dan citra profesi perawat
International Council of Nurses
International Council of Nurses [ICN] atau Konsil Keperawatan Internasional [KKI] adalah sebuah federasi yang beranggotakan asosiasi-asosiasi perawat nasional [NNAs] dari 133 negara di dunia dan merupakan representasi dari jutaan perawat di seluruh dunia. ICN bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi yang menjadi anggotanya terkait berbagai issue penting pada profesi keperawatan.

ICN tidak memiliki keanggotaan secara perseorangan. Para perawat yang telah terdaftar dalam asosiasi perawat nasional dari suatu negara secara otomatis terdaftar juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ICN. Misi ICN adalah sebagai representasi dari profesi perawat dalam tatanan internasional dan terlibat secara aktif dalam mempengaruhi kebijakan kesehatan di seluruh dunia. ICN bekerja dalam tiga [3] area program utama, yang dikenal sebagai Pilar ICN, yaitu: Praktik Keperawatan Profesional, Regulasi, dan Kesejahteraan Sosial Ekonomi. Ketiga Pilar ICN tersebut berfokus pada tujuan untuk memperbaiki kesenjangan yang masih terjadi dalam area keperawatan dan kesehatan. Kode Etik ICN merupakan dasar pijakan bagi Kode Etik asosiasi perawat nasional dari seluruh dunia.
ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan panduan dalam Praktik Keperawatan Profesional, Perumusan Regulasi, dan peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi pada berbagai negara di dunia, terutama yang berkaitan dengan Standar Keperawatan dan Kebijakan dalam Keperawatan dan Kesehatan di manca negara. ICN menyediakan publikasi dalam skala yang luas terkait issue-issue terkini dan kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi bagi anggotanya secara gratis.
Setiap tahun ICN mempublikasikan dan mendiseminasikan seperangkat media untuk dipergunakan dalam peringatan Hari Perawat Sedunia [The International Nurses' Day Kit] yang dilaksanakan secara serentak diberbagai belahan dunia setiap tanggal 12 Mei. ICN memiliki project penting terkait Praktik Keperawatan Profesional dan Kesejahteraan Sosial Ekonomi, seperti Leadership for Change, ICNP®, Negotiation in Leadership, yang terus dijalankan di Amerika Latin, Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika. ICN juga merupakan jembatan penghubung bagi jaringan perawat di seluruh dunia. ICN juga memberikan pelayanan kepada anggotanya dalam rangka sharing pengetahuan, pengalaman, maupun ide bagi Profesional Perawat dari berbagai negara di dunia.
Selain itu dengan menekan link yang relevan pada website ICN, para anggota ICN dapat bergabung juga dengan Jejaring Regulasi, Jejaring Riset, dan Jejaring Praktik Keperawatan tahap Lanjut. Anggota ICN dapat pula bekerja sama dalam berbagai project survey ICN atau bergabung dalam forum-forum diskusi pada Bulletin Board di website ICN.
ICN beralamat di: 3 place Jean Marteau CH 1201 Geneva, Switzerland Telephone : + 41 22 908-0100 Fax : + 41 22 908-0101 Email : icn@icn.ch
Pengurus ICN Periode 2004 – 2009 terdiri dari: Presiden: Hiroko Minami (Jepang) Wakil Presiden 1: Franz Wagner (Jerman) Wakil Presiden 2: Rosemary Bryant (Australia) Wakil Presiden 3: Philda Nzimande (Afrika Selatan) Anggota Pengurus: Edith Allwood Anderson (Jamaika) Dulce Dirclair Huf Bais (Brazil) Beatriz Carvallo Suarez (Kolombia) Rudolph Cini (Malta) Anna Karin Eklund (Swedia) William Holzemer (Amerika Serikat) Euisook Kim (Korea) Veronika Pretnar Kunstek (Slovenia) Yves Mengal (Belgia) Julita Sansoni (Italia) Teresa J. C. Yin (Taiwan)

organisasi keperawatan

Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Organisasi ini lahir berdasarkan serangkaian perundingan beberapa tokoh tenaga keperawatan dari berbagai organisasi keperawatan yang berdiri sendiri. Dengan kesadaran pentingnya bersatu, maka pada tanggal 17 Maret 1974, mereka sepakat melaksanakan fusi menjadi Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang disingkat menjadi PPNI.
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 yang kepengurusannya terdiri dari : 1 Pengurus Pusat PPNI berkedudukan di Ibu Kota Negara, 32 Pengurus PPNI Propinsi, 358 Pengurus PPNI Kabupaten/Kota dan lebih dari 2500 Pengurus Komisariat (tempat kerja) y ang menghimpun ratusan ribu perawat Indonesia baik yang berada di Indonesia maupun di Luar Negeri, saat ini sudah dibentuk INNA-K ( Indonesian National Nurses Association in Kuwait). PPNI, sejak Juni 2003 telah menjadi anggota 
ICN (International Council of Nurses) yang ke 125 dengan visi sebagai corong suara yang kuat bagi komunitas keperawatan dan berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang kompeten, aman dan bermutu bagi masyarakat luas.
FUNGSI ORGANISASI :
  • Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki persamaan kehendak sesuai dengan jenis/profesi dan lingkungan kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Mengemban, mengamankan dan membela Pancasila serta berorientasi pada program pembangunan manusia seutuhnya tanpa membedakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Menampung, memadukan, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan.
Visi:
PPNI menjadi suara yang kuat bagi komunitas keperawatan dan komit terhadap pemberian asuhan keperawatan professional yang berkualitas bagi kepentingan masyarakat
Indonesian National Nurses Association (INNA) is a strong voice for nursing society and committed to the provision of quality professional nursing care in the public interest.
Misi:
  1. Memantapkan manajemen dan kepemimpinan Pengurus PPNI untuk mencapai suatu kepengurusan yang kokoh dan jejaring kerja yang pada semua tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat
    To achieve good governance and strong network at Central, Provincial, District/ Municipal, and Commissariat levels.
  2. Mendukung perawat/ners Indonesia dalam melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan professional bagi masyarakat
    To support Indonesian nurses in the provision of safe, competent, professional nursing for the people.
  3. Membuka pintu gerbang dunia bagi perawat Indonesia melalui kompetensi global yang dimiliki
    To be the gateway to regional and international nursing standard.
Sebagai asosiasi profesional yang berorientasi pada kebutuhan kesehatan masyarakat, yang terrefleksi pada tujuan dan objektif PPNI yang berdasarkan Kunci daerah Hasil tertang dalam Rencana Bisnis PPNI :
  1. Mengokohkan Peraturan Praktek Keperawatan dan Fungsi dari Konsul Keperawatan untuk melindungi masyarakat
  2. Persatuan dan Komitemen Perawata dengan kepemimpinan yang kuat untuk membawa perubahan dalam Pelayanan dan Pendidikan Keperawatan
  3. Membentuk sistem penghargaan dan Professional Career Ladder untuk perawat yang didukung oleh Sistem Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan
  4. Pusat Sistem Informasi Indonesia
  5. Pengembangan kinerja organisasi profesional dengan Dewan Pengurus Pusat yang kuat
  6. Pengembangan misi sosial dan citra profesi perawat
International Council of Nurses
International Council of Nurses [ICN] atau Konsil Keperawatan Internasional [KKI] adalah sebuah federasi yang beranggotakan asosiasi-asosiasi perawat nasional [NNAs] dari 133 negara di dunia dan merupakan representasi dari jutaan perawat di seluruh dunia. ICN bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi yang menjadi anggotanya terkait berbagai issue penting pada profesi keperawatan.

ICN tidak memiliki keanggotaan secara perseorangan. Para perawat yang telah terdaftar dalam asosiasi perawat nasional dari suatu negara secara otomatis terdaftar juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ICN. Misi ICN adalah sebagai representasi dari profesi perawat dalam tatanan internasional dan terlibat secara aktif dalam mempengaruhi kebijakan kesehatan di seluruh dunia. ICN bekerja dalam tiga [3] area program utama, yang dikenal sebagai Pilar ICN, yaitu: Praktik Keperawatan Profesional, Regulasi, dan Kesejahteraan Sosial Ekonomi. Ketiga Pilar ICN tersebut berfokus pada tujuan untuk memperbaiki kesenjangan yang masih terjadi dalam area keperawatan dan kesehatan. Kode Etik ICN merupakan dasar pijakan bagi Kode Etik asosiasi perawat nasional dari seluruh dunia.
ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan panduan dalam Praktik Keperawatan Profesional, Perumusan Regulasi, dan peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi pada berbagai negara di dunia, terutama yang berkaitan dengan Standar Keperawatan dan Kebijakan dalam Keperawatan dan Kesehatan di manca negara. ICN menyediakan publikasi dalam skala yang luas terkait issue-issue terkini dan kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi bagi anggotanya secara gratis.
Setiap tahun ICN mempublikasikan dan mendiseminasikan seperangkat media untuk dipergunakan dalam peringatan Hari Perawat Sedunia [The International Nurses' Day Kit] yang dilaksanakan secara serentak diberbagai belahan dunia setiap tanggal 12 Mei. ICN memiliki project penting terkait Praktik Keperawatan Profesional dan Kesejahteraan Sosial Ekonomi, seperti Leadership for Change, ICNP®, Negotiation in Leadership, yang terus dijalankan di Amerika Latin, Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika. ICN juga merupakan jembatan penghubung bagi jaringan perawat di seluruh dunia. ICN juga memberikan pelayanan kepada anggotanya dalam rangka sharing pengetahuan, pengalaman, maupun ide bagi Profesional Perawat dari berbagai negara di dunia.
Selain itu dengan menekan link yang relevan pada website ICN, para anggota ICN dapat bergabung juga dengan Jejaring Regulasi, Jejaring Riset, dan Jejaring Praktik Keperawatan tahap Lanjut. Anggota ICN dapat pula bekerja sama dalam berbagai project survey ICN atau bergabung dalam forum-forum diskusi pada Bulletin Board di website ICN.
ICN beralamat di: 3 place Jean Marteau CH 1201 Geneva, Switzerland Telephone : + 41 22 908-0100 Fax : + 41 22 908-0101 Email : icn@icn.ch
Pengurus ICN Periode 2004 – 2009 terdiri dari: Presiden: Hiroko Minami (Jepang) Wakil Presiden 1: Franz Wagner (Jerman) Wakil Presiden 2: Rosemary Bryant (Australia) Wakil Presiden 3: Philda Nzimande (Afrika Selatan) Anggota Pengurus: Edith Allwood Anderson (Jamaika) Dulce Dirclair Huf Bais (Brazil) Beatriz Carvallo Suarez (Kolombia) Rudolph Cini (Malta) Anna Karin Eklund (Swedia) William Holzemer (Amerika Serikat) Euisook Kim (Korea) Veronika Pretnar Kunstek (Slovenia) Yves Mengal (Belgia) Julita Sansoni (Italia) Teresa J. C. Yin (Taiwan)

perkembangan ilmu keperawatan di indonesia


    • Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan belanda sampai pada masa kemerdekaan
    • Masa penjajahan belanda
    • perkembangan keperawatan di indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi.
    • Pada masa pemerintahan kolonial belanda perawat berasal dari penduduk pribumi disebut sebagai Velpeger dengan dibantu oleh Zieken Oppaser sebagai penjaga rumah sakit.
    • 1799 rumah sakit di dirikan oleh Binen Hospital dijakarta untuk memelihara kesehatan staf dan tentara belanda. Dendels mendirikan rumah sakit di jakarta, surabaya dan semarang tapi tidak di ikuti perkembangan profesi keperawatan karena hanya untuk kepentingan belanda.
    • 2. Masa Penjajahan Inggris (1812-1816)
    • gubernur jendral Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat.
    • Berangkat dari semboyan “ kesehatan adalah milik manusia “
    • Pada tahun 1819 di dirikan RS Stadverband di glodok jakarta dan pada tahun 1919 di pindahkan ke Salemba yaitu RSCM.
    • Tahun 1816-1942 berdiri Rumah sakit yaitu : RS ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di semarang dan berdiri sekolah2 perawat.
    • 3. Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945)
    • pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran dan dunia keperawatan di indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatn dilakukan oleh orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit di ambil alih oleh jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.
    • 4. Zaman kemerdekaan
    • 1949 rumah sakit dan balai pengobatan mulai di dirikan
    • 1952 di dirikan sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SMP
    • 1962 di dirikan Akper Depkes di Jakarta
    • Fakultas ilmu keperawatan (FIK) mulai bermunculan, 1985 di dirikan PSIK yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di indonesia.
    • 1995 PSIK FK UI berubah menjadi FIK UI, kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.

Senin, 19 Desember 2011

SEJARAH KEPERAWATAN

Pada abad gelap Eropa (the Dark Ages of Europe), konsep keperawatan di Eropa Barat pertama kali dipraktikkan oleh biarawan Katolik laki-laki yang melayani orang sakit.
Selama abad ke-17, di Eropa asuhan keperawatan diberikan oleh pria dan wanita yang sedang menjalani hukuman alias narapidana. Oleh karena itu, perawat sering dikaitkan dengan para pelacur dan perempuan jahat lainnya.
Mereka memiliki reputasi yang buruk dan sering dikenal sebagai pemabuk dan pengacau. Pandangan ini diperkuat oleh para dokter yang bertujuan membuat diri mereka agar tampak lebih penting dan lebih memiliki kemampuan di mata masyarakat.
Sampai munculnya Florence Nightingale, seorang wanita terdidik dari kalangan keluarga kelas menengah. Dia mendedikasikan dirinya sebagai seorang perawat. Kemudian dia berhasil mengubah kondisi ini secara drastis. Hingga akhirnya masyarakat mulai menerima perawat sebagai salah satu profesi yang terhormat.
Beberapa aspek lain juga turut membantu dalam penerimaan keperawatan di masyarakat. Salah satunya adalah pendirian rumah sakit yang mengharuskan perawatnya berperilaku baik, terutama terhadap pasien.
Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1853 oleh Theodore Fliedner. Hingga kemudian banyak orang yang terkesan dengan fasilitas ini. Karena itulah kemudian British Institute of Nursing Sistersdidirikan.
Sebelum adanya keperawatan modern, biarawati dan militer sering menyediakan pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, agama dan militer merupakan akar dari keperawatan modern, ini terbukti  di beberapa negara, misalnya di Inggris, perawat wanita senior dipanggil “sisters” yang merupakan panggilan untuk para biarawati.
Selama berlangsungnya Crimean War, terjadi perkembangan yang signifikan dalam sejarah keperawatan. Ketika Florence Nightingale bekerja untuk memperbaiki kondisi tentara, dia mulai meletakkan dasar-dasar keperawatan profesional dan meringkas prinsip-prinsip keperawatan tersebut dalam bukunya yaitu Notes on Nursing.
Perawat lain yang berperan dalam perkembangan profesi keperawatan diantaranya adalah Maria Seacole, yang juga bekerja sebagai perawat di Crimea. Agnes Elizabeth Jones dan Linda Richards, yang mendirikan sekolah-sekolah keperawatan yang berkualitas di Amerika Serikat dan Jepang.
Linda Richards menjadi perawat profesional terlatih pertama dari Amerika, lulus pada tahun 1873 dari New England Hospital for Women and Children, Boston.
Selandia Baru merupakan negara pertama yang mengatur regulasi perawat secara nasional, dengan mengadopsi the Nurses Registration Act pada 12 September, 1901. Di Selandia Baru inilah, Ellen Dougherty menjadi perawat terdaftar (Registered Nurse) pertama.
Sedangkan di Amerika Serikat, North Carolina merupakan negara bagian pertama yang mengeluarkan undang-undang lisensi keperawatan pada tahun 1903.
Pada prosesnya, perawat mengalami kesulitan menempatkan posisi dalam dunia profesional kesehatan. Ada kesan bahwa tugas utama perawat adalah hanya mengikuti perintah dokter, dan kesan ini masih melekat sampai saat ini.
Meskipun sedikit demi sedikit sudah mulai bergeser ke arah yang lebih positif dan setara dengan profesi kesehatan yang lain. Kecenderungan ini tentu tidak teramati oleh  Nightingale pada saat itu.
Di era modern ini kita telah melihat perkembangan jenjang pendidikan keperawatan yang cukup pesat. Dunia keperawatan juga telah memiliki banyak jurnal ilmiah yang berfungsi untuk memperluas basis pengetahuan profesi.
Selain itu, perawat sering memiliki peran utama sebagai pemegang manajemen kunci di  berbagai pelayanan kesehatan dan juga sebagai peneliti di perguruan tinggi.[]
Sumber : wikipedia